Masih mau merantau?

Resiko kalau kau sudah keluar rumah dari umurmu belum genap 17th.


Kamar.
Hidupmu sendiri, tinggal di kamar 3x3, kasur tak bertempat dan tanpa guling. Hanya bantal baru yang belum punya covernya. Kipas angin kecil di atas meja belajar pendek dan tanpa alas lantai yang tebal. Lantainya dingin dan dindingnya masih berbau cat yang mudah luntur. Murah. Bau debunya pun kau akan hafal karena kawasan kostanmu kumuh dan pinggiran kali. Jendela kecil di seberang kasurmu itu cuma cukup untuk mendongakkan kepalamu saja. Matahari saja segan masuk lewat jendelamu.

WC atau Toilet bersama.
Kemana kalau mau buang air? Kamar mandimu di seberang kamar, kau harus turun tangga yang kecil2 melingkar itu dan melewati 4 kamar terlebih dahulu. Sudah lihat isinya? Kamar mandi ini setengah kamarmu, bukan toilet duduk tapi wc jongkok. Benar-benar menjongkok. Kebingungan tidak ada gayung dan ember? Kau harus super sedia dengan alat-alat mandimu supaya tidak menular penyakit. Itu yang selalu Mamang kostan bilang ke anak-anak baru. Kau tidak bisa berlama-lama dalam WC mu. 5 menit saja, gedoran pintu supaya kau cepat keluar sudah tentu membuatmu terburu-buru. Ini WC bersama, bersama kotoran-kotoran dan penyakit segala penyakit.

Plonco.
"Siapa nama lo?" Seorang perempuan yang agak sedikit norak (atau kau yang kampungan) memakai baju yang agak gombrong dan celana yang mengetat di bagian pergelangan kaki. Seperti pensil kau lihat bentuknya.
"Ramia kak." kau tersenyum tidak terlalu lepas karena menurutmu orang-orang yang tidak ramah tidak harus disenyumi.
"darimana? baru di Jakarta ya!" melihatmu dari atas hingga bawah seakan-akan kau ini alien.
"Iya kak, dari Teluk Meranti kak. Riau" kau mulai  agak tersenyum sedikit. Sedikit saja kok.
"dimana tuh?"
"Riau kak"
"Ooo Riau... Kalimantan mana tuh? Jauh amat lu ke Jakarta." ketus
"Riau di Sumatra kak." Kau semakin yakin dia ini tidak cerdas dalam geografi Indonesia. Walaupun IPS mu jelek, kau bisa pastikan menang dalam menjawab pertanyaan soal-soal geografi Indonesia.
"Oh Sumatra, oh iya iya deket Padang kan? Banyak temen gw org Padang tuh. Eh, ntar malem anak-anak sini semuanya pada ngumpul. Lo kudu ikut yak. Acara rutin soalnya" Pergi meninggalkan obrolan singkat ini tanpa basa-basi.

Aduh, kau mulai gemes ya. Pengen ngeremes mulutnya si kakak yang kau pun tidak kenal namanya. (Perempuan kalo marah remas mulut kalo enggak jambak rambut). :p Karena kau memang tipikal baik hati, urungkan saja niatmu.

Klepto semacam Maling Jemuran dan semacamnya.
Barang baru, serba baru. Teman-teman juga baru. Kehilangan sabun mandi, underwear dan penggorengan dari Ibu. HP butut saja bisa jadi sasaran kocek maling. Kau tidak pernah tau, siapa yang baik dan yang jahat. Atau malah kau ini sebenarnya pun klepto? Yah, orang tuamu itu susah payah cari duit buat kau sekolah keluar, supaya kau berkembang. Kalau kau jadi bagian dari kesusahan orang tuamu, kau pikir lagi apa yang udah kau buat. Mampu tidak kau bayar semua hutang budi mereka dengan hasil kerja kerasmu mencuri? Pikir lagi pake otak.

Bebas buka tutup gerbang dan BEBAS.
Bau asap rokok. Lihat jam. 2.30 pagi. Teriakan-teriakan kencang dan bunyi grasak grusuk dari dinding sebelah membuatmu benar-benar terbangun. Suara itu tidak pernah kau dengar. Orang-orang modern yang memperdengarkan ini pake pengeras suara. Suaranya seperti sebuah film yang pernah kau tonton rame-rame bareng temenmu di kampung sana, dan kau menutup mata menontonnya. Terpaksa juga harus keluar pintu dan melongok keluar ada apa ini ribut-ribut.

Buka pintu. Di  depan kamar ada sepatu laki-laki berukuran 42 (Sepertinya masih baru. Ada tempelan size di dalamnya) dan kau melihat ke bawah ada 3 atau 4 pria yang sedang mengepulkan asap dari mulut lalu membuangnya. Karena angin di luar kamarmu terlalu dingin, kamu butuh pipis di kamar mandi. Kamar mandi yang harus melewati tangga kecil memutar dan kau menggunakan daster tak bercelana. Baju tidurmu masih sedikit dan itu hanya daster. Lalu kau akan melewati 4 kamar yang di depannya banyak para pria kepulan asap. Lalu harus memulai untuk tersenyum dan menyapa? Lebih baik tidur saja. Rasa pipismu itu akan hilang mungkin.

Makan. Belanja Bulanan. 
Nasi, ikan tongkol balado dan tumis kacang panjang dan es teh manis. Kau harus bayar kalau makan. 10.000 rupiah untuk satu kali makan. Kalau dua kali makan berarto 20.000 rupiah. Kalikan saja dengan 30 hari. 600.000 rupiah untuk makan. Berapa Ayah kasi kau tiap bulan? 1.500.000 rupiah. Kurangi saja. Berarti duitmu bersisa 900.000 rupiah. Mau beli keperluan mandi? cemilan? deodorant? pembalut juga kan? uang pulsa? Habis berapa ya kira-kira? 400.000 rupiah? Oke. Jangan pake belanja baju ya, tetap pake baju-baju mu yang lama saja. Modern itu mahal. Tetap makan seperti biasa, biar kau tidak gendutan dan bajumu masih bisa dipakai.

Demam. Diare. Sakit.
Berbaring karena demam? Teman sebelah pergi? Yang dibawah? Gak peduli kau kan? Trus mau berbaring gini aja? Ayo beli makan bubur biar ke isi perutmu dan gak sakit. Trus minum obat. Ibu udah nyetok kan? Apa? Air mineral mu habis? Ayo beli dulu keluar. 5 menit sampe warung kok. Apa? Demam-mu 40 derajat? Wah sakit banget kamu berarti yah?

                                                                                  2003

Masih mau merantau?
Atau tetap berjuang dengan kehidupan sendirimu?
Masih bertahan?
Karena menurutmu ini proses pematangan dan pengalaman?
Baiklah.



Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer